Prihatin, KAAMU Desak Pemerintah Perbaiki Kerusakan Gedung SMPN 39 Medan

NKRI NEWS24JAM - Presidium KAAMU (Kami Aliansi Anak Medan Utara) yang terus berjuang demi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Medan Bagian Utara yang terdiri dari empat Kecamatan, yakni Medan Marelan Medan Labuhan Medan Belawan dan Medan Deli. Dalam hal ini melakukan peninjauan terhadap sekolah yang berada di Medan Bagian Utara.
Kali ini, Presidium KAAMU melakukan kunjungan sekaligus meninjau kondisi SMP Negeri 39 Medan di Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kehadiran Presidium KAAMU ini disambut baik oleh Kepala Sekolah dan guru-guru, Senin (15/7/2019).

Berdasarkan pantauan, SMP Negeri 39 Medan ini, masih ada ruangan kelas yang bocor apabila hujan datang, maka air akan masuk dan mengganggu proses pendidikan.
Disamping itu, tampak jelas apabila banjir pasang air laut, maka seluruh halaman di sekolah ini penuh dengan air. Bahkan sampai masuk ke ruangan kantor dan ruangan kelas Sekolah.
Menurut informasi yang diterima, sebelumnya hal ini sudah diajukan ke pemerintah oleh pihak sekolah, akan tetapi hingga saat ini belum terealisasi. Ironisnya, Komite Sekolah dinilai tidak begitu respon menyikapi permasalahan ini, apalagi untuk menambah ruang kelas baru.
“Sistem zonasi yang diterapkan pemerintah, pada intinya Presidium KAAMU sangat mendukung. Akan tetapi, perangkat dan sarana yang ada juga harus disiapkan dengan baik agar sistem ini berjalan sebagaimana yang diharapkan pemerintah dan masyarakat. khususnya bagi sekolah-sekolah Negeri yang berada di Medan Bagian Utara ini,” kata Sekretaris Presidium KAAMU Drs. Ali Nafiah Marbun sembari sebelumnya kunjungan diawali dengan saling perkenalkan diri.

Ia menjelaskan, bahwa melihat kondisi miris di SMP Negeri 39 Medan ini, Presidium KAAMU akan mendesak pemerintah serta instansi yang terkait untuk dapat membantu pendidikan di Medan Bagian Utara agar berjalan dengan baik termasuk di SMP Negeri 39 Medan.
Menurutnya, hal seperti ini diduga peran komite sekolah tak berjalan dan komite sekolah pun dinilai belum peduli pendidikan.
“Ruangan kelas yang kita lihat di lantai dua sudah keropos bangunannya yang bila di biarkan, kami khawatirkan bisa runtuh dan dapat membahayakan murid serta guru yang ada di bawah lantai bangunan tersebut. Bukan hanya bangunan saja yang harus diperbaiki akan tetapi sudah selayaknya ketua komite sekolah diganti dengan yang lebih peduli terhadap dunia pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 39 Medan, Ester Simanjuntak, S.pd., mengucapkan terima kasih serta mengapresiasi Presidium KAAMU yang turut memperjuangkan kondisi pendidikan yang berada di Medan Bagian Utara.

“Saya ucapkan terima kasih kepada bapak-bapak dari Presidium KAAMU. Saya juga berharap dengan hadirnya Presidium KAAMU bisa lebih membantu proses pendidikan di Medan Bagian Utara khususnya SMP Negeri 39 Medan ini,” ucapnya.
Ester juga menjelaskan mengenai tiga jalur pendaftaran untuk PPDB tahun 2019 sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu pertama Jalur Zonasi yang kedua jalur prestasi dan ketiga jalur perpindahan tugas orang tua (wali murid).
“Semuanya sudah ada peraturannya. Disisi lain sarana dan prasarana di sekolah ini pun masih kurang memungkinkan, makanya kami batasi. Disini kami gak bisa berlaku curang pak, karena pastinya ketahuan Dinas. Kami selalu menyampaikan apa adanya. Kehadiran bapak-bapak sangat membantu dan kami berharap kedepannya sarana dan prasarana di sekolah ini bisa lebih baik,” ungkap Kepala SMP Negeri 39 Medan ini.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Presidium KAAMU, Zainudin, SE., mengatakan bahwa  anggaran negara sekitar 15 persen untuk pendidikan. Kalau kita bilang 15 persen anggaran pendidikan untuk Kota Medan, seharusnya pendidikan di Kota Medan ini sudah maksimal.
“Saya kira dengan anggaran seperti itu tidak ada lagi bangunan-bangunan sekolah yang hancur di Kota Medan,” kata Zainudin.

Dalam menyikapi sistem Zonasi yang ditetapkan pemerintah, dirinya mengaku setuju. Sebab sistem Zonasi ini adalah solusi bagi peserta didik.
“Jadi, tidak ada lagi yang namanya sekolah-sekolah favorit. Padahal sekolah favorit pun memiliki standar yang sama dengan sekolah yang bukan favorit,” lanjutnya.
Menurut Zainudin, idealnya di Medan Bagian Utara yang terdiri dari 4 Kecamatan dan 23 Kelurahan ini, sebaiknya Medan Bagian Utara memiliki SMP Negeri yang baru.
“Tapi kondisi di Medan Bagian Utara ini hanya memiliki 14 SMP Negeri dari 4 Kecamatan,” urai Ketua Presidium KAAMU ini.
Dikatakan, pihaknya akan mendesak Wali Kota Medan untuk membentuk SMP Negeri yang baru. Walaupun gak bisa, setidaknya di Medan Bagian Utara ini minimalnya penambahan ruangan di setiap sekolah.
“Presidium KAAMU mencoba akan menginventarisir seberapa besar daya tampung semua sekolah yang ada di Medan Bagian Utara terhadap peserta didik,” sambungnya.
Di akhir pembicaraan, Zainudin menyampaikan bahwa dirinya yakin pola pikir masyarakat Medan Bagian Utara tidak seperti dulu. Menurutnya, pola pikir masyarakat Medan Bagian Utara sudah banyak yang peduli terhadap pendidikan.
“Saya berharap pihak sekolah bisa saling berkomunikasi dan Presidium KAAMU akan tetap membuka diri terhadap masalah sosial, pendidikan dan kemasyarakatan di Medan Bagian Utara,” tutupnya mengakhiri.(red).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miris...Warga Tewas Kesetrum Disaat Banjir

Peringati Hari Tanam Pohon Nasional, Menteri Lingkungan Hidup Bersama AMPHIBI dan PT.Freeport Indonesia Aksi Tanam Mangrove

Rumah Warga di Raja.Lama Pekan Labuhan Ludes Diamuk Sijago Merah