Sumut Ekspor 20,5 Ton Ijuk ke China


NKRI NEWS 24JAM - Ijuk yang betasal dari tanaman Aren, tanaman ini memiliki multi fungsi. Bahkan hampir seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pemasukan bagi si pemilik tanaman ini.

Mulai dari air yang dapat dijadikan sebagai gula aren (gula merah), minuman tradisional (tuak), lidinya dapat digunakan untuk sapu, tusuk sate, tusuk gigi, tempat buah, dan lain sebagainya.
Sedangkan buahnya dapat dijadikan makanan cemilan yakni kolang-kaling. Begitu juga dengan sabuknya (ijuk) dapat diolah menjadi sapu ijuk, media tumbuh tanaman dan media untuk penyaring air.

Di Sumatera Utara (Sumut) keberadaan tanaman bernama latin Arenga pinnata ini sangat mudah ditemukan, seperti di Kabupaten Langkat, Deliserdang, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara dan kawasan Danau Toba lainnya.

Kalau selama ini, ijuk dari aren banyak dipasarkan di dalam negeri, tetapi belakangan ini ijuk aren yang berwarna hitam tipis dan memiliki ujung yang tajam ini, mulai dilirik pasar luar negeri seperti China.

“Ekspor ijuk telah memberikan nilai tambah bagi masyarakat pedesaan khususnya penghasil ijuk yang melaporkan pengirimannya ke Karantina Pertanian terdekat, termasuk Karantina Pertanian Belawan,” kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul SP MP, Kamis (27/6/2019), melalui seluler lalu.

Dikatakannya, ekspor ijuk yang dilepas Karantina Pertanian Belawan baru-baru ini ada sebanyak 20.500 kg atau 20,5 ton ke negara tujuan Qingdao, China.

“Ijuk yang diekspor ini merupakan produk lokal asal Sumatera yang terkenal memiliki serat alami terbaik karena kekuatannya tahan hingga ratusan bahkan ribuan tahun,” jelas Hasrul.

Serat berwarna hitam ini, kata dia, tumbuh menyelimuti pelepah daun. Serat ijuk aren diperoleh dari masyarakat pedesaan.

Menurut Hasrul, dari pengakuan eksportir ijuk asal Sumut bernama Sutrisno, sebelum diekspor dilakukan pencucian ijuk dengan cara direndam dalam sebuah bak selama dua hari. Kemudian dijemur, lalu dimasukkan dalam alat sortasi dan diikat.

“Begitupun, sebelum ijuk diekspor, petugas kita (Karantina-red) tetap melakukan pemeriksaan terhadap keamanan produk tersebut. Dan, harus dipastikan bahwa ijuk bebas dari organisme pengganggu tumbuhan atau sejenisnya. Dalam artian, benar-benar aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan negara tujuan,” kata Hasrul.

Hasrul juga mengatakan, saat ini banyak produk pertanian yang memiliki peluang atau potensi untuk diekspor dengan harga yang tinggi. Sebut saja diantaranya, sabuk kelapa, lidi, sereh wangi, santan kelapa dan lain sebagainya.

“Asal ada kemauan, kita siap membimbing para eksportir pemula untuk mencarikan pasar dan persyaratan dari negara tujuan,” jelasnya. (Jaka)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Warga di Raja.Lama Pekan Labuhan Ludes Diamuk Sijago Merah

Mujiono Terpilih Lagi Menjadi Ketua PP Kelurahan Terjun Secara Aklamasi

PUJAKETRUB Siap Dukung Menangkan Edi- Hasan Menuju Sumut 1